Kamis, 24 Maret 2011

Bocah Ini Merokok Sejak Umur 14 Bulan

Kasus
perokok
usia
dini
kembali
muncul.
Kali
ini
warga Dusun III, Desa
Karya Mulya,
Kecamatan Rambang
Kapak Tengah (RKT),
Kota Prabumulih,
Palembang.
Bocah berumur 20 bulan
itubernama Reno
Ardiansyah. Reno sudah
merokok sejak umur 14
bulan.Menurut kedua
orangtuanya, Deli
Kusnadi (34) dan Tika
Nurhasanah (34),
kebiasaan buruk
anaknya itu baru
diketahui sejak enam
bulan terakhir.
Tidak diketahui pasti
siapa yang membuat
anak mereka itu
menjadi pencandu
rokok. Yang pasti,
keduanya kini
kewalahan memenuhi
permintaan anaknya itu.
"Jikatidak diberikan
rokok, dia menangis.
Bahkan, puntung rokok
yang ada di sekitar
rumah juga diisap,"
kata Deli saat ditemui
dikediamannya, Selasa
(21/9/2010).
Pantauan Sripo, bocah
setinggi kurang dari 50
sentimeter itu sepintas
mirip bocah pada
umumnya. Ia bermain
dan berlari ke sana
kemari bersama teman
seumurannya. Saat
melihat puntung rokok
di jalan, Reno berpaling
dan memungutnya.
Puntung tersebut
diangkat dan
diperhatikannya
sejenak.Karena sudah
tidak bisa diisap lagi,
Reno lalu membuangnya
dan bermain kembali.
Saat sang ayah
diwawancarai, seperti
bocah kebanyakan,
Reno bermanja-manja
di pangkuan ayahnya.
Saat Deli membakar
rokok, kesigapan Reno
berubah. Matanya
dengan tajam
memandangi aksi
ayahnya membakar
rokok. Setelah asap
keluar dari mulut Deli,
kebiasaan buruknya
muncul. Ia lalu
merengek kepada
ayahnya agar
memberikan rokok itu
kepadanya.
Tangisan pun pecah.
Seperti bocah
kebanyakan, Reno
menangis sambil
merajuk. Kaki dan
tangannya
diikutsertakan dalam
mendukung aksinya itu.
Karena tidak tega, Deli
akhirnya memberikan
rokok di tangannya.
Dengan hati-hati, Reno
mengambil rokok di
antara jari ayahnya itu.
Dengan mata masih
tertuju pada rokok,
Reno lalu mengisapnya,
lalu mengeluarkan asap
dari mulut.
Awal mula kebiasaan
buruk bocah itu
terungkap saat Reno
tengah asyik mengisap
dan menjilati busa
(filter) puntung rokok.
Puntung itu dipungut
Reno dari asbak yang
ada di meja rumah.
Ayahnya sempat
mencegah. Namun,
penemuan itu ternyata
menjadi pengungkap
kebiasaan buruk
anaknya. Anak
bungsunya tanpa takut-
takutmengisap rokok.
Kebiasaan itu menjadi-
jadi hingga ia
kecanduan. "Apalagi
saat aku merokok,
pasti rokok itu
disambarnya," ujarnya.
Jika tidak diberi, bocah
laki-laki itu langsung
menangis sejadi-
jadinya. Tidak hanya itu,
jika diberi uang, Reno
membelanjakannya
untukmembeli rokok.
Untungnya, Reno belum
mampu membakar
sendiri rokok. Ia masih
minta bantuan keluarga
untuk
menghidupkannya.
Sepertibiasa, jika
permintaannya ditolak,
aksi menangis menjadi
senjata yang paling
ampuh. "Kami
kewalahan," ujarnya.
Saat Deli tidak berada di
rumah, Reno setia
menunggu dan
menahan hasrat
merokoknya. Kala
pulang dari kebun
sehabis mengambil
karet, Reno langsung
menodong rokok
darinya.
Deli mengaku ngeri
melihat kebiasaan
buruk anaknya itu.
Niatnya membawa si
bungsu berobat juga
tidak kesampaian. Tidak
ada biaya menjadi
kendala utama hingga
kini Reno terus
merokok. "Kato uwong
biayanya mahal,"
ujarnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar